Penyakit gusi merupakan masalah yang nyata dan hampir setiap orang dapat mengalaminya. Penyakit pada gusi terkadang memiliki gejala yang minimal, sehingga sering tidak terasa, dan luput dari perhatian. Memahami apa saja penyakit gusi dapat mengurangi rasa khawatir Anda, karena Anda dapat mengambil langkah antisipasi dan pencegahan yang tepat.
Masalah pada gusi sebenarnya sangat bervariasi. Ada yang ringan, ada juga yang memerlukan perawatan intensif. Untuk membantu Anda memahami lebih baik, berikut jenis-jenis penyakit gusi yang umum terjadi:
Gingivitis merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada gusi. Peradangan umumnya muncul akibat plak dan karang gigi yang menumpuk. Tanda adanya peradangan pada gusi biasanya warna gusi yang awalnya coral pink berubah menjadi kemerahan dan gusi jadi mudah berdarah. Tanda ini biasanya disertai gejala berupa rasa ngilu hingga rasa nyeri saat makan.
Kondisi gingivitis periodontitis kronis biasanya diawali dari kondisi gingivitis yang dibiarkan begitu saja. Plak serta karang gigi yang semakin menumpuk, menjadi tempat bakteri penyebab periodontitis semakin banyak berkumpul.
Bakteri penyebab periodontitis akan menginfeksi area sekitar gigi yang bertugas untuk menopang gigi, termasuk tulang alveolar, ligamen periodontal, dan gusi. Terinfeksinya area tersebut dapat mengurangi perlekatan gigi dengan tulang dan gusi. Tanda yang muncul akibat infeksi dapat bermanifestasi sebagai bau mulut, rasa nyeri saat makan, atau gigi yang goyang.
Periodontitis agresif biasanya ditemukan pada individu berusia muda di bawah 30 tahun. Tanda utama dari periodontitis agresif adalah adanya kerusakan elemen pendukung gigi secara cepat.
Periodontitis sistemis terjadi ketika penyakit gusi berkembang sebagai komplikasi dari penyakit lain, seperti diabetes, penyakit jantung, atau infeksi pernapasan. Dalam kasus periodontitis sistemik, selain gejala khas seperti perdarahan gusi dan gigi goyah, Anda mungkin juga akan merasakan gejala lain yang terkait dengan penyakit yang mendasarinya.
Jenis penyakit gusi yang satu ini sebenarnya jarang terjadi, dan ditandai dengan kematian jaringan di sekitar gusi, tulang penyangga gigi, dan ligamen periodontal. Kondisi ini sering ditemukan pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat rendah, seperti penderita HIV atau mereka yang mengalami malnutrisi.
Jika Anda menderita periodontitis nekrotikans, Anda mungkin akan merasakan gejala seperti nyeri yang hebat pada gusi, perdarahan, dan gigi yang goyah atau bahkan lepas. Karena penyakit ini cukup langka dan serius, penanganan medis yang cepat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 74,1% dari populasi masyarakat Indonesia mengalami periodontitis. Penelitian dari WHO menunjukkan 19.6% populasi berusia di atas lima belas tahun memiliki kondisi periodontitis yang parah, melibatkan kegoyahan gigi dan kehilangan perlekatan gigi dengan gusi dan tulang yang parah.
Tingkat keparahan dan prevalensi periodontitis ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain ada tidaknya kebiasaan yang berisiko menyebabkan dan memperparah kondisi periodontitis, status sosial dan ekonomi, usia, dan jenis kelamin.
Kondisi periodontitis lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan wanita. Periodontitis juga semakin banyak ditemukan seiring dengan bertambahnya usia. Individu dengan kebiasaan merokok, konsumsi gula yang tinggi, serta alkohol juga lebih banyak mengalami periodontitis dibandingkan yang tidak.
Masalah gusi jelas bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana. Berikut beberapa cara mengatasi penyakit gusi:
Untuk menjaga kesehatan gusi, langkah paling sederhana yang dapat Anda lakukan adalah menyikat gigi secara teratur, minimal dua kali sehari dengan teknik menyikat yang benar. Agar plak yang menempel pada gigi dan gusi bersih maksimal, usahakan juga untuk menggunakan gerakan memutar saat menyikat.
Menyikat gigi saja tidak cukup. Gunakan juga benang gigi atau flossing untuk membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau. Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk menggunakan benang gigi agar plak dan bakteri tidak menumpuk di sela gigi dan menyebabkan masalah gusi.
Untuk mengurangi bakteri penyebab masalah pada gusi, gunakan obat kumur antiseptik secara rutin. Sebaiknya, obat kumur digunakan setelah menyikat gigi, terutama jika Anda sering mengalami gangguan kesehatan gusi, agar hasilnya lebih efektif dalam menjaga kebersihan mulut.
Untuk menjaga kesehatan gusi, Anda bisa mengandalkan Pepsodent Gum Expert yang diformulasi dengan Active Zinc dan Vitamin E. Formulasi Active Zinc dan Vitamin E pada Pepsodent Gum Expert dapat secara efektif meningkatkan kesehatan gusi dan membantu menjaga agar gusi tetap merekat dengan baik pada gigi. Tidak hanya itu, formula ini juga mampu mencegah timbulnya plak dan penyakit gigi.
Selain efektif membersihkan plak, pasta gigi ini bantu menjaga gusi merekat erat pada gigi. Selanjutnya, lengkapi perawatan gigi Anda dengan Pepsodent Nanosoft Sensitive Soft, sikat gigi yang dirancang khusus untuk gigi dan gusi sensitif. Dengan bulu sikat ultra lembut berukuran 0.01mm, sikat ini mampu membersihkan dengan lembut tanpa merusak jaringan gusi yang sensitif.
Kini, Pepsodent juga bekerja sama dengan Halodoc untuk membantu masyarakat Indonesia mendapatkan akses kesehatan gigi yang lebih baik. Anda bisa mendapatkan potongan senilai Rp25.000 hanya dengan membeli produk Pepsodent dan memindai QR code pada kemasannya. Yuk, pesan sekarang!
Baru! Pasta Gigi Pepsodent Gum Expert Fresh 100% Terbukti Jaga Gusi Rekat Pada Gigi dengan Sensasi Lebih Segar!