Bau mulut atau halitosis merupakan salah satu gangguan kesehatan gigi dan mulut yang dialami banyak orang. Meskipun banyak orang yang mengalami bau mulut, kondisi ini kadang tidak disadari oleh penderitanya. Penelitian di tahun 2008 menunjukkan pengalaman halitosis di dunia berkisar antara 20-50% dari populasi dunia dengan intensitas dan penyebab yang berbeda-beda.
Bau mulut menjadi kondisi yang perlu diperhatikan karena dapat mengganggu kenyamanan diri sendiri dan orang lain, serta menjadi penanda dari penyakit lain di dalam tubuh apabila disertai dengan gejala lain yang mendukung. Oleh karena itu, sebaiknya kamu perlu mencari tahu penyebab bau mulut, agar tidak berkepanjangan dan mendeteksi dini penyakit lain yang mungkin ditandai dengan bau mulut.
Masalah Bau Mulut Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius
Kondisi mulut yang bau bukan sekadar karena sisa-sisa makanan yang mengotori rongga mulut. Lebih dari itu, bau mulut juga bisa menjadi salah satu gejala dari beberapa penyakit serius berikut ini:
- Gigi berlubang: bukan rahasia lagi kalau gigi yang berlubang membuat mulut rentan bau. Hal ini dapat terjadi karena ada sisa-sisa makanan yang terselip di lubang gigi. Sisa makanan yang tidak dibersihkan sampai tuntas akan memicu kemunculan bakteri. Selanjutnya, bakteri akan menyantap sisa makanan tersebut hingga membuatnya busuk dan menghasilkan gas sulfur berbau menyengat. Penambalan mesti dilakukan supaya kerusakan gigi tidak bertambah parah sekaligus agar mulut tidak bau.
- Kanker mulut: Bau mulut adalah salah satu gejala yang dapat mendeteksi kanker mulut. Gejala kanker mulut lainnya antara lain luka yang tidak kunjung sembuh pada mulut, benjolan di leher, demam, dan kesulitan untuk menelan. Apabila tidak diamati dan diabaikan gejala dapat berangsur semakin parah disertai penurunan badan secara drastis.
- Sinusitis: sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat alergi atau mikroorganisme (bakteri dan virus). Lendir pada hidung pengidap sinusitis biasanya turun ke tenggorokan sehingga mulut cenderung berbau. Selain bau mulut, penyakit saluran pernapasan ini juga memiliki beberapa gejala lain, seperti pilek yang tak kunjung sembuh, ingus mengental dan berwarna kehijauan, sakit kepala, demam, dan nyeri di sekitar tulang pipi.
- Asam lambung berlebih: penyakit yang juga dikenal dengan istilah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) ini menyebabkan asam lambung mengalir ke saluran makanan bahkan hingga mencapai kerongkongan. Tak hanya menyebabkan sensasi panas pada dada dan kerongkongan, asam lambung tersebut juga menimbulkan bau tak sedap pada mulut.
- Diabetes: masih banyak orang yang belum menyadari kalau diabetes juga mengakibatkan gejala berupa bau mulut tak sedap. Pengidap diabetes mengalami kondisi resistensi insulin, dimana glukosa (gula) dalam darah tidak sepenuhnya dapat diolah menjadi energi. Kondisi diabetes yang tidak terkontrol melalui obat dan gaya hidup yang sesuai, dapat mencapai kondisi dimana tubuh membakar lemak untuk memperoleh energi secara terus menerus. Proses pembakaran lemak ini menghasilkan zat sisa berupa keton yang bersifat asam pada darah dan bau mulut seperti keton.
- Gangguan fungsi ginjal: fungsi ginjal yang mengalami penurunan akan membuat organ tersebut gagal menyaring zat sisa dalam proses metabolisme tubuh. Lama-kelamaan, zat sisa akan menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan berbagai efek samping, salah satunya yaitu bau mulut seperti metal atau logam dan urine yang berbau menyengat.