Pepsodent selalu mendukung kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia dari mulai 90 tahun lalu. Dalam rangka World Oral Health Day (WOHD) 2023, Pepsodent telah berkolaborasi dengan sekolah kedokteran gigi dan PDGI, memberikan 3.500 perawatan gigi gratis dan 6.000 konsultasi gigi secara online. Ini merupakan bagian dari dedikasi Pepsodent terhadap masyarakat Indonesia.
Dari berbagai masalah kesehatan mulut yang diperhatikan oleh para pakar, gigi geraham bungsu yang tumbuh miring merupakan salah satu yang paling umum. Tahukah Anda bahwa ada penelitian yang mengungkap bahwa 90% orang yang memiliki gigi geraham bungsu, ternyata mengalami kondisi yang disebut gigi geraham bungsu tumbuh miring. Lho, apa itu gigi geraham bungsu? Mengapa gigi yang satu ini tumbuh miring? Sebelum membahasnya lebih lanjut, kita kenali dulu macam-macam gigi di dalam mulut untuk mempermudah Anda memahami geraham bungsu ini.
Sepanjang hidup manusia, ia akan mengalami dua tahapan perkembangan gigi, yakni gigi susu dan gigi permanen. Gigi susu adalah gigi yang pertama tumbuh saat seseorang masih balita antara usia 2,5 hingga 3 tahun, kemudian akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen di antara usia 6 hingga 12 tahun. Berikut jenis-jenis gigi dan fungsinya masing-masing.
Sebagaimana yang telah sedikit disinggung di atas, gigi geraham bungsu terkenal sering menimbulkan masalah pada mereka yang memilikinya. Namun ada baiknya Anda mengenal lebih dekat dahulu si geraham bungsu ini, agar tidak khawatir jika memilikinya atau mengalami masalah dengan gigi ini.
Dokter dan ahli kesehatan gigi dunia menyebutkan bahwa sebenarnya gigi geraham bungsu ini penting sekali untuk menghadirkan keselarasan gusi. Jika gigi geraham bungsu tumbuh, tatanan gigi Anda menjadi lengkap dan seimbang, ini sangat membantu untuk mengunyah makanan dengan lebih lembut dan berimbang. Berimbang di sini maksudnya adalah Anda dapat menggunakan semua geraham Anda—mulai dari geraham depan, belakang, hingga bungsu, untuk bergantian mengunyah makanan.
Seperti Anda tahu, proses mengunyah makanan merupakan proses yang terpanjang jika dibandingkan dengan tugas gigi seri atau gigi taring. Oleh karena itu, tanpa kehadiran gigi geraham bungsu, gigi geraham lainnya diprediksi jadi lebih cepat aus dan rusak. Tentu ini sangat menguntungkan untuk perawatan gigi jangka panjang.
Sayangnya, karena tumbuh paling akhir, gigi geraham bungsu sering menyebabkan rasa sakit. Hal ini disebabkan karena tatanan gusi pada rahang sudah tetap, dan rahang tidak lagi mengalami pertumbuhan untuk memberikan tempat bagi gigi geraham bungsu, dan menimbulkan gigi bungsu sakit atau nyeri. Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika geraham bungsu ini baru tumbuh pada usia sekitar 18 hingga 20 tahun, sedangkan gigi terakhir yang tumbuh adalah pada usia sekitar 12 tahun, maka itu berarti sudah bertahun-tahun tatanan gigi dan gusi tidak berubah. Wajar saja jika kemunculan gigi geraham bungsu menjadi sangat menyakitkan karena tidak ada tempat untuknya.
Bagi mereka yang punya karakteristik rahang lebar dan besar, ada kemungkinan gigi geraham bungsu bisa tumbuh dengan baik dan normal. Bila rahang memiliki cukup tempat untuk si geraham bungsu, maka gigi ini akan tumbuh dengan baik dan lurus. Dengan demikian, selama masa pertumbuhan geraham bungsu pun tak akan terasa menyakitkan. Lantas jika ternyata rahang tidak memiliki tempat yang cukup untuk si gigi geraham bungsu, masalah apa yang mungkin terjadi?
Impaksi adalah kondisi di mana pertumbuhan gigi geraham bungsu berlangsung dengan tidak normal hingga mengganggu gigi lainnya dan menimbulkan rasa sakit. Saat gigi geraham bungsu yang tumbuh tidak mendapatkan tempat, gigi ini akan mulai tumbuh miring, tidak lagi lurus, dan mendorong gigi yang ada di sebelahnya, yaitu geraham belakang kedua.
Geraham belakang atau molar kedua yang terdorong oleh geraham bungsu biasanya akan mulai miring, bergeser, dan bahkan menjadi rusak. Kerusakan sebuah gigi biasanya memicu kerusakan gigi lainnya. Itu sebabnya masalah gigi geraham bungsu tumbuh miring ini tidak main-main dan perlu segera dicarikan solusinya. Tanpa solusi yang tepat, perlahan-lahan tatanan gigi dan gusi dalam mulut akan berantakan akibat gigi geraham bungsu tumbuh miring.
Sebagai tambahan informasi, impaksi gigi bisa juga terjadi pada jenis gigi lainnya. Meski demikian, impaksi gigi selain impaksi gigi geraham bungsu, umumnya memiliki pemicu atau sebagai komplikasi dari masalah gigi lainnya seperti gigi rusak atau impaksi karena cabut gigi dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan impaksi gigi geraham bungsu yang terjadi karena kurang tempat. Oleh sebab itu, impaksi gigi lainnya jarang terjadi selama Anda menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Gigi geraham bungsu juga bisa patah seperti gigi-gigi lainnya. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat yang mengatakan bahwa gigi geraham bungsu tidak patah karena berada di posisi yang paling belakang, sehingga tidak terdorong atau terhimpit gigi lainnya. Jadi, walaupun ada di bagian paling belakang mulut, gigi geraham bungsu tetap berpotensi untuk patah.
Penyebab patahnya gigi geraham bungsu bisa bermacam-macam, namun umumnya adalah karena gigi geraham bungsu sudah keropos atau mengalami kerusakan. Gigi keropos atau kerusakan gigi lainnya biasanya disebabkan oleh perawatan gigi dan gusi yang kurang baik. Sebagai contoh, karena posisinya berada paling belakang, maka akan sangat sulit untuk membersihkan gigi geraham bungsu. Hal ini menyebabkan kemungkinan ada makanan yang terselip dan kemudian membusuk jadi lebih besar. Makanan yang membusuk inilah yang akan merusak gigi perlahan-lahan.
Masalah yang tidak kalah serius yang bisa terjadi adalah gigi geraham bungsu atau gusi bernanah. Gigi bernanah atau yang lebih dikenal dengan abses gigi bisa terjadi karena berbagai hal. Mengonsumsi terlalu banyak gula atau cokelat, dan bahkan makanan manis lainnya kemudian tidak melakukan perawatan gigi yang baik adalah salah satu sebabnya. Jika makanan terselip di sela-sela, gigi bisa rusak dan berpotensi bakteri tumbuh di situ. Inilah yang menyebabkan akhirnya gigi bernanah dan terasa sakit.
Gigi bernanah bisa menimbulkan komplikasi lebih lanjut terhadap kondisi kesehatan. Nanah bisa menyebar ke bagian lain rahang, lalu ke leher, atau ke kepala, dan ke bagian lain tubuh. Jika sudah begini, seseorang rentan terserang penyakit-penyakit lainnya.
Cara paling tepat untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul karena gigi geraham bungsu adalah berkonsultasi dengan dokter gigi Anda. Tidak ada penanganan yang lebih baik dari rekomendasi dokter gigi itu sendiri. Hal ini dikarenakan kondisi kesehatan mulut dan gigi tiap orang berbeda, sehingga membutuhkan terapi yang berbeda pula. Meski demikian, untuk beberapa kasus yang umum, penanganan tertentu biasanya jadi pilihan.
Salah satu contohnya adalah jika terjadi impaksi gigi geraham bungsu sehingga mengganggu geraham di sebelahnya, dokter gigi biasanya akan menyarankan untuk mencabut si geraham bungsu tersebut. Memang, mencabut geraham bungsu biasanya tidak semudah mencabut gigi lainnya. Posisi geraham bungsu yang ada di bagian mulut paling belakang dan kadang belum muncul seutuhnya atau masih terbenam di gusi, menyulitkan proses pencabutan gigi seperti biasa. Jika hal ini terjadi, opsi Anda biasanya melalui operasi kecil pencabutan gigi geraham.
Jika gigi geraham patah dalam keadaan sudah muncul seutuhnya dan tidak terbenam di gusi, Anda punya opsi lebih baik dan berkesempatan untuk menyambung kembali gigi tersebut. Caranya, segera rendam patahan gigi di dalam segelas susu, kemudian bawa ke dokter gigi. Kemungkinan besar, dokter akan bisa menyambungnya kembali. Bagaimanapun, konsultasi dengan dokter adalah langkah prioritas yang harus dilakukan untuk setiap perlakuan terhadap masalah gigi geraham bungsu ini.