Gigi adalah bagian tubuh yang paling keras, bahkan lebih keras dari tulang. Tapi kalau sampai terkena benturan keras atau menggigit benda yang terlalu keras, gigi juga dapat retak atau bahkan patah. Gigi bergaris seperti retak jelas tidak boleh diabaikan dan ini harus segera mendapatkan penanganan agar tidak semakin parah. Mari kita simak mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan gigi retak.
Gigi yang retak atau patah bisa disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
Gigi pada dasarnya memang keras. Tapi jika digunakan untuk menggigit benda yang terlalu keras, gigi bisa retak.
Pada sebagian kasus, gigi retak bisa disebabkan karena kebiasaan menggigit benda keras baik yang disengaja seperti menggigit es batu maupun tidak sengaja menggigit potongan tulang.
Kecelakaan adalah salah satu penyebab gigi retak yang paling lazim dijumpai. Saat gigi terkena benturan keras, besar kemungkinan gigi akan mengalami keretakan. Besarnya retakan bergantung pada kekuatan benturan. Jika benturannya sangat keras, gigi bisa saja patah.
Bagi sebagian orang, menggertakkan gigi bahkan seakan sudah menjadi kebiasaan. Hal ini biasanya dilakukan secara tidak sadar dan dipicu oleh stres. Kebiasaan menggertakkan gigi bisa mengikis gigi dan menciptakan retakan pada gigi. Segera konsultasikan dengan dokter untuk membantu menghilangkan kebiasaan ini.
Meski kuat, gigi punya batasannya sendiri. Jika terlalu sering menggigit makanan yang terlalu panas atau dingin, lama-lama gigi menjadi rapuh dan kekuatannya akan berkurang. Kondisi ini bisa saja diperparah jika setelah makan makanan panas kamu langsung minum minuman dingin.
Fenomena ini mirip dengan kondisi gelas ketika mengalami keretakan jika diberi perlakuan berupa perubahan suhu secara ekstrem dari panas ke dingin atau sebaliknya. Jika kondisi ini terus terjadi, lama-lama gigi akan mengalami keretakan.
Ada beberapa alasan kenapa gigi berlubang sebaiknya segera ditambal. Selain agar tidak menjadi tempat mengendapnya kotoran, gigi berlubang yang tidak ditambal juga bisa berkembang menjadi gigi retak.
Saat ada lubang di gigi yang tidak segera ditangani, lubang tersebut biasanya akan semakin membesar. Struktur Gigi pun jadi semakin menipis dan kehilangan kekuatannya. Saat digunakan untuk menggigit, pada saat itulah gigi retak.
Jika menemukan ada retakan di gigi, kamu bisa memberikan pertolongan awal dengan menghindari makanan atau minuman yang panas atau dingin. Selain itu, menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif juga bisa membantu. Namun jika rasa nyeri terus terasa, ada kemungkinan retakan sudah mendekati pembuluh darah dan saraf. Jika ini yang terjadi, pastikan untuk segera meminta pertolongan ke dokter gigi.
Gigi retak yang tidak segera diatasi bisa berkembang dan mencapai jaringan halus dan saraf-saraf di gigi. Hingga akhirnya, gigi menjadi lebih sensitif dari sebelumnya.
Masalah seperti ini sebenarnya bisa dicegah dengan cara menghindari penyebab gigi retak. Namun jika sudah terlanjur retak, pengobatan harus segera dilakukan. Cara mengatasi gigi retak sangat bergantung pada kondisi retakan itu sendiri. Semakin parah kondisinya, semakin berat penanganannya.
Sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan medis, dokter gigi biasanya akan melakukan pemeriksaan dan mengambil rontgen gigi. Setelah itu dokter gigi akan mulai menentukan langkah apa yang selanjutnya perlu diambil. Sedikitnya ada 3 metode pengobatan gigi retak, yaitu penambalan gigi, pemasangan crown gigi atau pencabutan gigi.
Sikatlah gigi 2x sehari dengan Pasta Gigi Sensitive Mineral Expert Sensitivity Treatment Original untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut yg merupakan salah satu upaya untuk mencegah kerusakan gigi, salah satunya gigi berlubang atau bahkan gigi retak/patah. Pasta gigi ini telah dilengkapi Active Remin Complex yang dapat mengembalikan mineral alami gigi untuk membantu mengurangi rasa ngilu di gigi dalam 30 detik*.
Selain itu, ia juga dilengkapi mineral HAP sehingga bisa menutup lubang mikro di permukaan gigi kita, yang secara tidak langsung menambah kekuatan gigi dan mereparasi permukaan gigi.
*Dengan pemakaian teratur sesuai petunjuk penggunaan.
Artikel telah ditinjau oleh drg.Fatimah Rahmatya Gita Isjwara
Referensi: