Seperti yang diketahui bahwa bulan Ramadhan memiliki keistimewaan yang tidak ada di bulan-bulan lain, seperti amalan-amalan yang dilakukan selama bulan suci tersebut akan mendapatkan pahala yang berlipat serta dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka. Jadi, wajar saja jika semua umat Islam akan berlomba-lomba melakukan kebaikan selama bulan Ramadhan, baik itu amalan wajib maupun Sunnah. Salah satu amalan yang dianjurkan Rasulullah ketika puasa adalah bersiwak. Berbicara tentang siwak, sebenarnya bersiwak hukumnya apa sih? seperti yang telah dikatakan para ulama bahwa bersiwak hukumnya sunnah muakkad. apa yang dimaksud dengan sunnah muakkad? Berikut penjelasannya!
Para ulama berpendapat bahwa bersiwak hukumnya sunnah muakkad. Menurut ulama Hanafiyah, Sunnah muakkad hampir semakna dengan wajib. Hanya saja tingkatannya berada sedikit di bawah fardhu yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang ditetapkan dalil namun masih memiliki kesamaran. Sunnah ini sangat dianjurkan Rasulullah SAW kepada umat islam untuk dilaksanakan. Itu sebabnya Rasulullah menganjurkan menggunakan siwak saat bulan puasa. Sebab, selain menjadi amalan yang dilipatgandakan di bulan suci, bersiwak juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan gigi. Inilah yang menjadikan bersiwak hukumnya sunnah Muakkad.
Perlu diingat bahwa siwak sudah digunakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Bahkan, dalam kitab-kitab hadis tercatat bahwa Rasulullah menganjurkan umat muslim untuk bersiwak. Seperti dalam salah satu hadis ini yang berbunyi, “Andaikan aku tidak memberatkan pada umatku, maka niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak tiap kali berwudhu,” (HR. Malik Ahmad dan An-Nasai. Hadis ini juga memperkuat bahwa bersiwak hukumnya sunnah muakkad.
Meskipun bersiwak hukumnya sunnah muakkad, kamu tetap perlu memperhatikan hal-hal tertentu ketika melaksanakannya saat sedang berpuasa. Jika penggunaannya tidak sesuai, puasa kamu bisa saja batal lho! Agar puasa kamu tidak batal saat bersiwak, simak tips berikut ini:
1. Dikunyah
Kamu dapat langsung memulainya dengan mengunyah kulit kayu pada ujung kayu dan berhenti ketika dirasa sudah mengenai ukuran kurang lebih 3cm. Setelahnya keluarkan dan buang kulit kayu yang ada dalam mulut. Meskipun setelah penggunaanya menimbulkan rasa sedikit pedas, sensasi itu tidak akan membahayakan kesehatan gigi kok. Itulah kenapa bersiwak hukumnya sunnah muakkad karena tidak akan menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
2. Direndam
Kamu juga dapat langsung merendam ujung kayu ke dalam air biasa ataupun air mawar untuk dijadikan sebagai pasta gigi guna membersihkan sela-sela gigi.
Karena bersiwak hukumnya hampir mendekati wajib, menggunakan produk pasta gigi dengan kandungan siwak di dalamnya bisa menjadi alternatif. Pepsodent pun menghadirkan Pepsodent Complete 8 Siwak, pasta gigi yang tidak hanya mengandung kebaikan ekstrak siwak tapi juga ekstra mint yang akan membuat gigi kamu tetap sehat dan nafas tetap segar saat berpuasa.
Selain pasta gigi, lengkapi perawatan gigi kamu ketika berpuasa dengan berkumur menggunakan Pepsodent Mouthwash Siwak. Obat kumur ini juga mengandung ekstrak siwak yang dapat menyegarkan nafas, menjaga kekuatan gigi, dan melindungi gigi selama 18 jam* dari pertumbuhan plak.
Dengan dua produk perawatan gigi ekstrak siwak dari Pepsodent, kamu tidak hanya dapat menjaga kesehatan gigi selagi berpuasa tapi juga menjalankan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah. Jadi, sudah paham kan kenapa bersiwak hukumnya sunnah muakkad?